Perlu diingat, internet bukanlah tempat yang aman bagi anak. Menurut Donny Budhi Utoyo (Donny BU), penyuluh Internet Sehat, jika privasi anak seperti data nama, alamat rumah dan sekolah tidak dijaga, sangat mungkin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap keselamatannya.
Begitu juga dengan masalah cyber bullying. Donny mengungkapkan, banyak kasus bully via internet yang dapat mengakibatkan korbannya menjadi terhina hingga depresi. Belum lagi bahaya pornografi yang mengintai anak, meski Depkominfo telah meminta penyedia layanan internet untuk menutup akses ke situs-situs porno.
Bagaimana supaya anak tetap aman berinternet? Berikut tip dari peneliti senior di ICT Watch ini:
1. Komunikasi
Lakukan komunikasi yang terbuka dan positif dengan anak. Orangtua harus bersikap terbuka menanggapi pernyataan dan keingintahuan anak tentang komputer dan internet. Dengan komunikasi yang hangat, anak mendapat pemahaman yang jelas tentang bagaimana menggunakan fasilitas internet sehingga dampak negatifnya bisa dikurangi.
2. Tentukan situs-situs yang bisa diakses anak
Tidak semua situs aman dibuka oleh anak, Moms. Bahkan Facebook pun sebenarnya hanya boleh diakses oleh anak yang telah berusia 13 tahun. Sebaiknya pilihkan situs-situs yang memang khusus untuk anak atau situs yang mengandung muatan edutainment (edukasi dan entertainment).
3. Tetapkan aturan sebelum memberi akses
Keamanan diri anak, termasuk di dunia maya, harus terus dalam pantauan dan bimbingan orangtua. Untuk itu, tetapkan aturan seperti:
- Hanya mengakses internet jika ada orangtua atau pengasuh yang mendampingi.
- Tidak mudah percaya dengan orang yang baru dikenal.
- Tidak boleh memberikan data pribadi kepada orang asing.
- Segera melapor ke orangtua jika mendapat perlakuan tidak menyenangkan di dunia maya.
Tidak ada teknologi apapun yang efektif 100% mencegah munculnya konten berbahaya. Tapi kita bisa lebih melindungi anak dengan memasang K9 Parental Software atau Norton Family Online. Jika anak masih usia prasekolah, TK dan kelas 1-3 SD, install web browser khusus seperti Kidzui atau Kidoz.
5. Dampingi anak ketika browsing
Anak yang belum paham benar tentang baik dan buruknya internet, harus didampingi ketika browsing supaya bisa menyaring dan memberi pemahaman tentang apa saja yang dilihat atau dibacanya. Begitu pula saat mengerjakan tugas. Perlahan, ketika anak sudah menginjak praremaja dan mulai bisa membedakan baik buruk – serta paham bagaimana harus bersikap ketika menemukan hal yang buruk di internet, ia bisa kita lepas untuk mengakses internet sendiri. Tentu, pastikan parental software tetap terpasang, ya Moms.